Apakah rukun Islam itu?

Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, 

اْلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً

“Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu menuju ke sana.” (HR. Muslim No 8)
 
  • Ucapan dua kalimat syahadat, sebagai keyakinan bahwa Allah adalah satu satunya tuhan yang disembah dan nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
  • Shalat adalah amalan badan (tubuh)
  • Puasa Ramadhan adalah amalan badan (tubuh) 
  • Zakat adalah amalan pada harta
  • Haji adalah amalan pada badan (lisan dan tubuh) dan harta
Rukun Islam – Introduction

Syahadat

Meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala dan juga meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam adalah utusan dan hamba Allah. Oleh sebab itu dalam Islam kita diperintahkan memurnikan ketaatan hanya kepada Allah Ta’ala dan tidak boleh beribadah kepada selain-Nya, seperti meminta pertolongan kepada jin, manusia, kuburan, keris, patung atau makhluk lainnya. Umat Islam dalam ibadah dan kesehariannya harus berusaha mengikuti contoh tuntutan (sunnah) Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Agar ibadah diterima maka hatinya ikhlas karena Allah dan cara ibadahnya mengikuti Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Allah Ta’ala berfirman:

ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS Al Hasyr 59:7)
 

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS Ali Imran 3:31)
Rukun Islam – Introduction

Syahadat

Meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala dan juga meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam adalah utusan dan hamba Allah. Oleh sebab itu dalam Islam kita diperintahkan memurnikan ketaatan hanya kepada Allah Ta’ala dan tidak boleh beribadah kepada selain-Nya, seperti meminta pertolongan kepada jin, manusia, kuburan, keris, patung atau makhluk lainnya. Umat Islam dalam ibadah dan kesehariannya harus berusaha mengikuti contoh tuntutan (sunnah) Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Agar ibadah diterima maka hatinya ikhlas karena Allah dan cara ibadahnya mengikuti Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Allah Ta’ala berfirman:

ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS Al Hasyr 59:7)
 

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS Ali Imran 3:31)
Rukun Islam – Introduction

Shalat

Jagalah Shalat hingga akhir hayat. Allah Ta’ala berfirman:

أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيْلِ وَقُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

“Dirikanlah Shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikan pula Shalat) subuh. Sesungguhnya Shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS Al Isra 17:78)
Perintah shalat 5 waktu dalam sehari diturunkan saat peristiwa Isra’ Mi’raj sebagai berikut:
 
  1. Subuh, terdiri dari 2 rakaat. Diawali dengan munculnya cahaya putih (fajar shaddiq) yang melintang di ufuk timur. Dan berakhir ketika terbitnya matahari
  2. Zuhur, terdiri dari 4 rakaat. Diawali jika matahari telah tergelincir (condong) ke arah barat dan berakhir ketika masuk waktu ashar
  3. Ashar, terdiri dari 4 rakaat. Diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang bayang-bayang itu sendiri dan berakhir dengan terbenamnya matahari
  4. Magrib, terdiri dari 3 rakaat. Diawali dengan terbenamnya mataharidan berakhir dengan masuknya waktu isya.
  5. Isya, terdiri drai 4 rakaat. Diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaat) di langit barat dan berakhir hingga terbitnya fajar shaddiq keesokan harinya.
Rukun Shalat, apabila ditinggalkan salah satu rukun dibawah ini maka shalatnya batal.
 
  • Berniat dalam hati
  • Membaca takbiranku ihram
  • Berdiri bagi yang sanggup (bisa juga dalam posisi duduk atau berbaring bagi yang sakit)
  • Membaca surat Al Fatiha
  • Ruku’
  • I’tidal
  • Sujud
  • Bangkit dari sujud
  • Duduk antara dua sujud
  • Thuma’ninah ketika ruku’, sujud, verdigris dan duduk
  • Membaca tasyahud akhir
  • Membaca Salam
  • Melakukan rukun shalwar secara berurutan
Syarat sah Shalat
 
  • Islam
  • Berakal sehat
  • Baligh
  • Suci dari hadast besar (seperti haid) dan hadast kecil (seperti kentut)
  • Suci badan, pakaian dan tempat Shalat
  • Masuk waktu Shalat
  • Menutup aurat
  • Niat di dalam hati
  • Menghadap kiblat
Rukun Islam – Introduction

Shalat

Jagalah Shalat hingga akhir hayat. Allah Ta’ala berfirman:

أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيْلِ وَقُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

“Dirikanlah Shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikan pula Shalat) subuh. Sesungguhnya Shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS Al Isra 17:78)
 
Perintah shalat 5 waktu dalam sehari diturunkan saat peristiwa Isra’ Mi’raj sebagai berikut:
 
  1. Subuh, terdiri dari 2 rakaat. Diawali dengan munculnya cahaya putih (fajar shaddiq) yang melintang di ufuk timur. Dan berakhir ketika terbitnya matahari
  2. Zuhur, terdiri dari 4 rakaat. Diawali jika matahari telah tergelincir (condong) ke arah barat dan berakhir ketika masuk waktu ashar
  3. Ashar, terdiri dari 4 rakaat. Diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang bayang-bayang itu sendiri dan berakhir dengan terbenamnya matahari
  4. Magrib, terdiri dari 3 rakaat. Diawali dengan terbenamnya mataharidan berakhir dengan masuknya waktu isya.
  5. Isya, terdiri drai 4 rakaat. Diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaat) di langit barat dan berakhir hingga terbitnya fajar shaddiq keesokan harinya.
Rukun Shalat, apabila ditinggalkan salah satu rukun dibawah ini maka shalatnya batal.
 
  • Berniat dalam hati
  • Membaca takbiranku ihram
  • Berdiri bagi yang sanggup (bisa juga dalam posisi duduk atau berbaring bagi yang sakit)
  • Membaca surat Al Fatiha
  • Ruku’
  • I’tidal
  • Sujud
  • Bangkit dari sujud
  • Duduk antara dua sujud
  • Thuma’ninah ketika ruku’, sujud, verdigris dan duduk
  • Membaca tasyahud akhir
  • Membaca Salam
  • Melakukan rukun shalwar secara berurutan
Syarat sah Shalat
 
  • Islam
  • Berakal sehat
  • Baligh
  • Suci dari hadast besar (seperti haid) dan hadast kecil (seperti kentut)
  • Suci badan, pakaian dan tempat Shalat
  • Masuk waktu Shalat
  • Menutup aurat
  • Niat di dalam hati
  • Menghadap kiblat
Rukun Islam – Introduction

Zakat

Zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama islam dan diberikan kepada golongan orang yang berhak menerimanya. Islam sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya lahir dan batin. Untuk itulah Allah Ta’ala mensyariatkan zakat. Selain itu zakat juga dimaknai sebagai penyucian dan berkah bagi yang mengeluarkannya. Allah Ta’ala berfirman:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS At Taubah 9:103)
Zakat itu sendiri dibagi 2 jenis, yaitu:
  • Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim menjelang Idul fitri yang besarnya adalah 1 sho’ atau 3 kg dari makanan pokok daerah tersebut.
  • Zakat Maal (harta) adalah zakat yang dikeluarkan setelah terpenuhi nisab (ukuran minimal dari suatu harta untuk dikeluarkan zakatnya) dan haul (beberapa jenis harta disyaratkan telah haul, yaitu harta tersebut dimiliki selama 12 bulan). Berapa golongan harta yang wajib dizakatkan, antara lain: zakat atas hasil perniagaan, zakat atas hasil pertanian dan buah-buatan, zakat atas hewan ternak, zakat atas barang temuan (rikaz), zakat atas investasi, zakat tabungan, zakat emas dan perak, zakat profesi seperti karyawan, dokter, pengacara dll. Khusus untuk zakat profesi ini para ulama berbeda pendapat. Ulama yang meyakini adanya zakat profesi dianalogikan dengan zakat pertanian.
Perintah mengeluarkan zakat ini sering disebutkan bersamaan dalam Al Quran dengan perintah mendirikan shalat. Hal ini menunjukkan kedudukannya yang penting dan sangat tinggi pada sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS Al Baqarah 2:43)
 
Orang yang berhak menerima zakat:

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِّنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS At Taubah 9:60)
 
 
Rukun Islam – Introduction

Zakat

Zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama islam dan diberikan kepada golongan orang yang berhak menerimanya. Islam sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya lahir dan batin. Untuk itulah Allah Ta’ala mensyariatkan zakat. Selain itu zakat juga dimaknai sebagai penyucian dan berkah bagi yang mengeluarkannya. Allah Ta’ala berfirman:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS At Taubah 9:103)
 
 
Zakat itu sendiri dibagi 2 jenis, yaitu:
  • Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim menjelang Idul fitri yang besarnya adalah 1 sho’ atau 3 kg dari makanan pokok daerah tersebut.
  • Zakat Maal (harta) adalah zakat yang dikeluarkan setelah terpenuhi nisab (ukuran minimal dari suatu harta untuk dikeluarkan zakatnya) dan haul (beberapa jenis harta disyaratkan telah haul, yaitu harta tersebut dimiliki selama 12 bulan). Berapa golongan harta yang wajib dizakatkan, antara lain: zakat atas hasil perniagaan, zakat atas hasil pertanian dan buah-buatan, zakat atas hewan ternak, zakat atas barang temuan (rikaz), zakat atas investasi, zakat tabungan, zakat emas dan perak, zakat profesi seperti karyawan, dokter, pengacara dll. Khusus untuk zakat profesi ini para ulama berbeda pendapat. Ulama yang meyakini adanya zakat profesi dianalogikan dengan zakat pertanian.
Perintah mengeluarkan zakat ini sering disebutkan bersamaan dalam Al Quran dengan perintah mendirikan shalat. Hal ini menunjukkan kedudukannya yang penting dan sangat tinggi pada sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS Al Baqarah 2:43)
 
Orang yang berhak menerima zakat:

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِّنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS At Taubah 9:60)
 
 
Rukun Islam – Introduction

Puasa Ramadhan

Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta jima’ (hubungan ingin suami istri) dan segala hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar (waktu subuh) hingga tenggelam matahari (waktu magrib), dengan niat beribadah kepada Allah Ta’ala.

Puasa Ramadhan hukumnya wajib atas setiap muslim laki-laki dan perempuan yang baligh, berakal, mampu berpuasa dan muqim (tidak dalam berpergian). Khusus bagi perempuan, ia tidak sedang haid atau nifas. Allah Ta’ala berfirman:
 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS Al Baqarah 2:183)

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al Baqarah 2:185)
 
Bulan Ramadhan merupakan bulan berkah yang penuh dengan berbagai kebaikan dan amal shaleh, antara lain: melaksanakan shalat tarawih, memperbanyak zikir dan doa, memperbanyak membaca Al Quran dan memperbanyak sadaqah. 
 
Sunnah berpuasa:
  • Makan sahur
  • Mengakhirkan waktu sahur
  • Menyegerakan berbuka setelah matahari tenggelam (azan magrib)
  • Memulai buka puasa dengan kurma atau dengan air jika tidak ada kurma
  • Memberi makan orang yang berbuka puasa
Rukun Islam – Introduction

Puasa Ramadhan

Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta jima’ (hubungan ingin suami istri) dan segala hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar (waktu subuh) hingga tenggelam matahari (waktu magrib), dengan niat beribadah kepada Allah Ta’ala.

Puasa Ramadhan hukumnya wajib atas setiap muslim laki-laki dan perempuan yang baligh, berakal, mampu berpuasa dan muqim (tidak dalam berpergian). Khusus bagi perempuan, ia tidak sedang haid atau nifas. Allah Ta’ala berfirman:
 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS Al Baqarah 2:183)
 

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al Baqarah 2:185)
 
Bulan Ramadhan merupakan bulan berkah yang penuh dengan berbagai kebaikan dan amal shaleh, antara lain: melaksanakan shalat tarawih, memperbanyak zikir dan doa, memperbanyak membaca Al Quran dan memperbanyak sadaqah. 
 
Sunnah berpuasa:
  • Makan sahur
  • Mengakhirkan waktu sahur
  • Menyegerakan berbuka setelah matahari tenggelam (azan magrib)
  • Memulai buka puasa dengan kurma atau dengan air jika tidak ada kurma
  • Memberi makan orang yang berbuka puasa
Rukun Islam – Introduction

Haji

Haji kewajiban haji dilaksanakan sekali seumur hidup dan selebihnya adalah sunnah. Tidak boleh ditunda ibadah hajinya apabila memiliki badan yang sehat dan harta yang cukup untuk melaksanakan haji dan membiayai keluarganya ketika ia pergi. Allah Ta’ala berfirman:

 وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Ali Imran 3:97)
 
Haji yang mabrur imbalannya adalah surga. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
 

والْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

“Haji yang mabrur tidak lain pahalanya adalah surga.” (HR Al Bukhari No 1773)
 
Tidak semua orang yang berhaji mendapatkan haji mabrur tentunya yang menilai mabrur tidak ya haji seseorang adalah Allah Ta’ala semata. Kita tidak dapat memastikan tetapi ada tanda-tanda mabrurnya haji berdasarkan Al Quran dan Hadits, antara lain: harta yang dipakai untuk berhaji adalah harta yang halal, amalan-amalan selama berhaji dilakukan dengan baik dan menurut tuntunan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, menjaga keikhlasan hati dalam beribadah, tidak berbuat maksiat selama ihram dan setelah pulang dari haji kondisi keshalehan yang lebih baik.
Rukun Islam – Introduction

Haji

Haji kewajiban haji dilaksanakan sekali seumur hidup dan selebihnya adalah sunnah. Tidak boleh ditunda ibadah hajinya apabila memiliki badan yang sehat dan harta yang cukup untuk melaksanakan haji dan membiayai keluarganya ketika ia pergi. Allah Ta’ala berfirman:

 وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Ali Imran 3:97)
 
Haji yang mabrur imbalannya adalah surga. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
 

والْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

“Haji yang mabrur tidak lain pahalanya adalah surga.” (HR Al Bukhari No 1773)
 
Tidak semua orang yang berhaji mendapatkan haji mabrur tentunya yang menilai mabrur tidak ya haji seseorang adalah Allah Ta’ala semata. Kita tidak dapat memastikan tetapi ada tanda-tanda mabrurnya haji berdasarkan Al Quran dan Hadits, antara lain: harta yang dipakai untuk berhaji adalah harta yang halal, amalan-amalan selama berhaji dilakukan dengan baik dan menurut tuntunan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, menjaga keikhlasan hati dalam beribadah, tidak berbuat maksiat selama ihram dan setelah pulang dari haji kondisi keshalehan yang lebih baik.